PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN BAHAN AJAR DALAM PROSES
PEMBELAJARAN
Setelah kita
menyimak panjang lebar penjelasan tentang cra penyusunan berbagai jenis bahan
ajar, maka tiba waktunya sekarang untuk memahami hal-hal penting berikitnya
yang menjadi bagian integral dari tugas kita menyusun bahan ajar, yaitu
pemilihan dan pemamfaatan bahan ajar dalam proses pembelajaran.sulit rasanya
proses pembelajaran bias efektif dan menyenangkan jika bahan ajar digunakan
tidak pas dengan kebutuhan peserta didik. Untuk itulah,pada bab ini kita akan
mengkaji bersama acara-acara untuk mengetahui pas dan tidaknya suatu bahan ajar
digunakan dalam proses pembelajaran serta cara menggunakan bahan ajar yang
tepat dalam proses pembelajaran.
A
MEMAHAMI PRINSIP-PRINSIP PEMILIHAN BAHAN AJAR
Pemilihan
bahan ajar tidak bias dilakukan sembarangan.pemilihan ajar menuntut
dipergunakannya suatu pedoman atu prinsip-prinsip tertentu agar kita tidak
salah pilih bahan ajar.setiap jenis bahan ajar memiliki kelebihan dan
kekurangaannya masing-masing,untuk itulah kita memerlukan prinsip-prinsip umum
dalam pemilihan bahan ajar.
Menurut Arif dan "napitupulu (1997) ada beberapa prinsip dalam memilih bahan ajar. yang pertama, isi bahan ajar hendan/a sesuai dengan
tujuan pembelajaran. kedua, bahan ajar sesuai dengan kebutuhan peserta
didik. ketiga, bahan ajar betul-betul baik dalam penyajian faktualnya. keempat, bahan ajar benar benar
menggambarkan latar belakang dan suasana/ang diha/ati oleh peserta
didik. kelima, bahan ajar mudah dan ekonomis penggunaanya keenam, bahan ajar hendaklah cocok dengan gaya belajar peserta didik. Dan
ketujuh, lingkungan dimana bahan ajar digunakan harus tepat sesuai
dengan media yang digunakan
Adapun langkah-langkah yang bias
kita tempuh untuk memilih bahan ajar agar pas dan sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran meliputi lima langkah pokok. Pertma tentukan tujuan untuk apa kita
ingin menggunakan suatu bahan ajar, kedua pelajari bidang bahan ajar yang kita
butuhkan ( misalnya kesehatan, pertanian, pendidkan dasar,perindustrian,dan
sebagainya). Ketiga buatlah perincian tentang jenis bahan ajar yang kita cari (
misalnya bahan ajar buku cetak, bahan ajar cetak bukan buku, bahan ajar audio,
bahan ajar audio-vidieo, bahan ajar interaktif,dan bahan ajar lainnya.).
keempat, tentukan apakah bahan ajar tersebut akan digunakan untuk memotivasi
peserta didik agar mau belajar, mengajari mereka isi bidang ( ilmu pengetahuan)
tertentu, bahan belajar lanjutan, atau kelompok . kelima pilih bentuk bahan
ajar yang tepat dan lakukan penilaian pada beberapa keteria berikut :
kesesuaian isi dengan tujuan-tujuan pengajaran, kesesuaian isi dengan tujuan
pengajaran.dan lain-lain.
Dengan memahami prinsip- prinsip
ataupun langkah-langkah pemilihan bahan ajar tersebut, kita menjadi muda dalam
mengidentifikasi bahan ajar mana yang tepat untuk kegiatan pembelajaran yang
akar kira dilakukan. Sebagaimana telah kita pahami sejak awal bahwa setiap
jenis bahan ajar mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berikut ini
diberikan penjelasan secra lebih spesifik mengenai pertimbagan pemilihan bahan
ajar untuk setiap jenis bahan ajar.
1.
PEMILIHAN BAHAN AJAR CETAK
Secara
umum ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan ajar cetak, pertama, kita harus memperhatikan informasi
yang terkandung didalamnya, apakah sesuai dengan bahan yang diperlukan untuk memenuhi bkebutuhan kompetensi peserta
didik atau tidak. Kedua, jangan smapai bahan ajar yang kita plihin terkandung
materi yang kurang sesuai dengan materi yang seharusnya menjadi menu peserta
didik dalam mencapai kompetensinya.
Sedangkan secra khusus, untuk
mengetahui apakah bahan ajar cetak yang kita gunakan sudah tepat atu belum.
Selanjutnya pertimbagan pemilihan
untuk masing-masing jenis bahan ajar cetak,jelaskan secra rinci dalam uraian
berikut.
a. Pemilihan handout
Pertimbagan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan
ajar handout adalah sebagai berikut:
1. Subtansi materi memiliki relevansi
yang dekat dengan kompetensi dasar atau materi pokok yang harus dikuasi pleh peserta
didik.
2. Materi memberikan penjelsan secara
lengkap tentang defenisi, klasifikasi,prosedur,perbandingan rangkuman dan
sebagainya.
3. Padatr pengetahuan
4. Kebenaran materi dapat dipertanggung
jawabkan
5. Kalimat yang disajikan singkat dan
jelas
6. Menuntun pendidikan secra teratur
dan jells
7. Dapat diambil dari buku atau hasil
download dari internet
8. Jenis kegiatan pembelajaran yang
cocok menggunakan handout.
b.
Pemilihan Buku Teks Pelajaran
Beberapa pertimbangan untuk mimilih
bahan ajar buku teks adalah sebagai berikut:
1.
Subtansi
materi memiliki relevasi dengan kompetensi dasar atau materi pokok yang harus
dikuasi oleh peserta didik.
2.
Materi
dalam buku lengkap,paling tidak mampu memberikan penjelasan secra lengkap
antara lain tetntang defenisi,klasifikasi,prosedur,perbandingan ,rangkuman,dam
sebagainya.
3.
Padat
pengetahuan dan memiliki sekuensi yang jelas secara keilmuan.
4.
Kebenraqn
materi dapat di pertanggung jawabkan
5.
Kalimat
yang disajikan singkat dan jells.
6.
Penampilan
fisik bukunya menarik atu menimbulkan motivasi untuk membaca.
7.
Buku
dapat dibeli di took-toko buku
c.
Pemilihan Modul.
1. Subtansi materi relevan dengan
kompetensi dasar atau materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.
2. Modul tersusun secara lengkap,paling
tidak cukup antara lain oertanyaan kumpetensi dasar.
3. Materi memberikan penjelasan secara
lengkap tentang defesini, prosedur, perbandingan,rangkuman.
4. Padat pengetahuan.
5. Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan
6. Kalimat yang disajikan singkat dan jelas
7. Menuntun guru dan siswa sehingga
mudah digunakan
8. Beberapa modul didownload
diinternet.
d.
Pemilihan Lks
1. Subtansi materi memiliki relevasi
dengan komptensi dasar atau materi pokokyang harus dikuasai oleh peserta didik.
2. Terdapat pertanyaan tentang
kompetensi dasar yang akan dicapai oleh peserta didik.
3. Dilengkapi dengan petunjuk yang
mudahkan pendiddikan atau peserta didik dalam mengajar atau belajar.
4. Memiliki daya pikat terutama dari
segi penyajian
5. Lks harus sudah memamfaatkan
lingkungan sekitar sebagai narasumber belajar.
6. Kalimat yang disajikan singkat dan jelas
7. Dapat dibeli dipasaran.
8. Subtansi materi dapat mengembangkan
pengetahuan dan wawasan peserta didik.
e.
Pemilihan Brosur
Brosur
bisanya tersedia ditempat-tempat seperti museum,objek wisata sejarah,atau
perusahaan swasta.brosur secara langsung digunakan sebagai berikut.
1.
Subtansi materi memiliki relevasi dengan kompetensi dasar atau materi pokok
yang harus dikuasai
2.
Materi memberikan informasi secara lengkap dan jelas tentang subtansi yang
disajikan.
3.
Padat pengetahuan
4.
Kebenaran materi dapat do pertanggungjawabkan
5.
Kalimat yang disajikan singkat dan jelas
6.
Menarik peserta didik untuk membacanya,baik dari penampilan maupun isinya.
7.
Dapat diambil dari berbagai tempat yang menyediakan brosur, baik instant
pemerintah maupun perusahaan swasta.
f.
Pemilihan
Leaflet
Leaflet
juga bisa diperoleh dari berbagai tempat sperti museum,objek wisata serta
instansi pemerintah maupun swasta.perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:
1.
Subtansi materi memiliki relevasi dengan kompetensi dasar
2.
Materi memberikan informasi secara jelas dan lengkap hal-hal yang penting
sebagai informasi
3.
Padat pengetahuan.
4.
Kebenaran materi dpat dipertanggungjawabkan.
5.
Kalimat yang disajikan singkat dan jelas.
6.
Menarik peserta didik untuk membacanya baik dari penampilan maupun isinya.
7.
Dapat diambil dari berbagai museum,objek wisata, instansi pemerintah.
g.
Pemilihan
Wallchart
Untuk
memilih wallchart, kita perlu mempertimbangkan beberapa hal yang terkait dengan
penyajiannya anatara lain:
1.Subtansi
materi yang disajikan dalam bentuk wallchart harus memiliki relevasi dengan
kompetensi yang harus dikuasi oleh peserta didik .
2.
Bagan atau grafik yang disajikan harus benar secara subtansi, atau dengan kata
lain tidak menampilkan data yang salah.
3.
Ditampilkan dengan skala yang sesuai sehingga terlihat logis.
4.
Ada perimbagan anatara besarnya kertas dan bagan yang ada didalamnya, sehingga
bagan tampak indah dipandang. Biasanya, sebuah lembaran wallchart tidak akan
habis oleh bagan yang ada didalamnya, melainkan terdapat sisa disikanan ,kiri,
atas dan bawahnya.
h.
Pemilihan
Foto Atau Gambar
Dalam memilih foto atau gambar kita juga harus
mempertimbangkan beberapa hal yang terkait dengan penyajian anatra lain:
1.
Subtansi materi yang disajikan dalam bentuk foto atau gambar mesti memiliki
relevasi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
2.
Gambar yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
3.
Ditampilkan dengan skla yang sesuai, sehingga terlihat logis enak dilihat.
4.
Gambar menampilkan judul atau keterangan
5.
Beberapa foto atau gambar dapat dibeli ditoko buku.
2.
PEMILIHAN BAHAN AJAR MODEL ATAU MAKET
Model atau maket belum banyak di jual di pasaran.
Umumnya, bahan ajar tersebut (terutama model) diimpor dari luar negri. Model
bidang fisik misalnya, banyaknya diimpor dari Jerman. Adapun bebrapa
pertimbangan dalam memilih model atau maket sebagai bahan ajar, antara lain:
a.
Model atau maket
memiliki relevansi dengan materi yang akan diajarkan.
b.
Model besar dan
bobotnya juga tidak terlalu berat, sehingga dapat dipindah-pindahkan oleh satu
orang.
c.
Model untuk
biologi harus berukuran sama dengan benda aslinya.
d.
Model atau maket
bisa diperoleh di toko, dan dapat juga dilihat di sumber belajar, seperti
museum atau perpustakaan.
3.
PEMILIHAN BAHAN AJAR AUDIO
Dalam hal ini, ada dua jenis bahan ajar audio yang
bisa menjadi pilihan kita, yakni radio dan kaset/OHP/CD. Pertimbangan yang di
gunakan dalam pemilihan kedua jenis bahan ajar audio tersebut tentu saja tidak
sama. Berikut ini adalah pertimbngan-pertimbngan umtuk masing-masing jenis
bahan ajar ersebut.
a.
Pemilihan Bahan
Ajar Radio
Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam
memilih radio sebagai bahan ajar, antara lain:
1)
Substansi materi
yang disajikan dalam program radio harus memiliki relevansi dengan kompetensi
yang harus dikuasai oleh peserta didik.
2)
Program radio
yang disajikan dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya.
3)
Direkam terlebih
dahulu atau siaran langsungyang baik, agar bisa didengar dengan jelas.
4)
Dilengkapi
dengan keterangn tertulis.
5)
Beberapa radio
siaran mentyediakan program pendidikan.
b.
Pemilihan Bahan
Ajar Kaset/PH/CD
Beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam memilih
jenis bahan ajar kaset/PH/CD, antara lain:
1)
Substansi materi
yang disajikan dalam bentuk kaset/PH/CD harus memiliki relevansi dengan
kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
2)
Kaset?PH/CD yang
disajikan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
3)
Direkam pada
pita kaset/PH/CD yang baik agar jelas didengar.
4)
Dilengkapi
dengan keterangan tertulis.
5)
Bebrapa kaset/CD
dapat dibeli di toko buku.
c.
Pemilihan Bahan
Ajar Audio Menurut Anderson
Sementara itu, Anderson (1987) menawarkan
pertimbangan lain dalam pemilihan bahan ajar audio. Pertama-tama, prtimbangkan
yujuan dan materi pelajaran. Setelah itu, media audio harus memiliki paling
tidak satu dari kriteria yang tersaji dalam Tabel 2.
Tabel
2. pertimbangan pemilihan bahan ajar audio
No.
|
Kriteria
|
Ya
|
Tidak
|
1
|
Apakah peserta didik tak dapat membaca, atau memahami
kesulita dalam memahami media cetak?
|
|
|
2
|
Apakah materi pelajaran mengandung rangsangan
pendengaran yang relevan untuk diberikan kepada peserta didik?
|
|
|
3
|
Apakah pelajaran itu mengajarkan kemampuan verbal atau
respons terhadap rangsangan verbal yang aka dijumpai peserta didik di
lapangan?
|
|
|
4
|
Dapatkah bahan jar audio dianggap sebagai cara praktis
untuk menambah keragaman mengajar dengan mengganti media?
|
|
|
Sebagai catatan penting, alat-alat audio mempunyai
kerangka waktu yang tidak dapat diubah dalam penyajian pengajaran. Secara tak
langsung, ini berarti aspek kecepatan sendiri (self pacing) dalam pengajaran dan pemilihan isi harus di masukkan
kedalam materi pelajaran.
4.
PEMILIHAN BAHAN AJAR AUDIOVISUAL
Bahan ajar audiovisual meliputi dua jenis, yaitu
video (film) dan orang. Secara lebih rinci, cara memilih masing-masing jenis
bahan ajar audio visual tersebut adalah sebagai berikut.
a.
Pemilihan Bahan
Ajar Vidio atau Film
Vidio atau film untuk
keperluan pendidikan memang belum banyak tersedia di pasaran. Namun, jika suatu
ketika diperlukan untuk membeli, maka dalam memlinya perlu mempertimbangkan
beberapa hal berikut:
1)
Substansi materi
yang disajikan dalam video atau film harus memilik relevensi dengan kompetensi
yang harus dikuasai oleh peserta didik.
2)
Alur cerita yang
ada dalam program video atau film merupakan sajian menarik dan diturunkan dari
standar kompetensi atau kompetensi dasar dalam kurikulum.
3)
Ditampilkan
dalam satu cerita yang menarik, sehingga peserta didik tertarik untuk
mempelajarinya.
4)
Kebenaran materi
dapat dipertanggungjawabkan.
5)
Durasinya tidak
terlalu lama, paling lama 20 menit.
6)
Pilih video atau
film yang sesuai, misalnya tentang suatu situasi diskusi, dokomentasi, promosi
suatu produk, interview, atau bahkan menampilkan suatu percobaan yang
berproses.
Adapun secara khusus untuk pemilihan video sebagai
bahan ajar, Anderson mengungkapkan bahwa ada beberapa hal penting yang perlu
kita lakukan dan dijadikan pertimbangan, di antaranya analisis tujuanpembelajaran,
materi yang akan disajikan, serta pertimbangan pendisrtibusian untuk menentukan
apakah video merupakn media terbaik. Dan, semua jawaban harus “Ya”.
Apakah “gerak” merupakan hal yang penting untuk
diperhatikan dalam pelajaran kita? Ada kalanya kita menganggap bahwa “gerak”
merupakan hal yang penting dalam kegiatan pembelajaran, padahal sesungguhnya
bukan, bahkan tak perlu. Untuk menjawab “Ya” terhadap pertanyaan ini,
sekurang-kurangnya satu dari kriteria yang tersaji dalam Tabel 3 harus terpakai
dalam bahan pelajaran kita.
Tabel 3.
Daftar pertimbangan pemilihan bahan ajar video
No.
|
Pertanyaan
|
Ya
|
Tidak
|
1
|
Apakah perlu duitunjukkan gerak dalam porsi yang besar?
|
|
|
2
|
Apakah gerak diperlukan untuk menunjukkan keterampilan
psikomotorik yang dibutuhkan untuk memanipulasi objek atau untuk keiatan
fisik tertentu?
|
|
|
3
|
Apakah gerak diperlukan untuk memperlihatkan perubahan
isyarat visual yang digunakan oleh orang-orang yang saling berinteraksi,
semisal perubahan air muka dan gerak badan yang disertai dengan komunikasi
visual?
|
|
|
4
|
Apakah gerak diperlukan untuk memmberikan efek tertentu
atau untuk membangkitkn emosi atau sikap tertentu, dengan pertimbangan materi
pelajaran yang dianggap sudah efektif?
|
|
|
5
|
Apakah umpan balik secara visual dan langsung
diperlukan untuk memperlihatkan penampilan fisik serta verbal peserta didik?
|
|
|
6
|
Apakah materi dan urutannya sudah sesuai?
|
|
|
7
|
Apakah pelajaran yang disajikan menuntut reproduksi
yang sama ersis?
|
|
|
8
|
Apakah pelajaran tersebut akan diperlihatkan atau
dipergunakan untuk kelompok kecil, dan apakah peralatan video tersedia untuk
keperluan itu?
|
|
|
9
|
Apakah keadaan kursus atau latihan yang diadakan itu
sepadan dengan biaya pembuatan video?
|
|
|
10
|
Apakah bahan ajar ini selaras dengan latar belakang
populasi peserta didik?
|
|
|
(Sumber: Anderson, 1987)
b.
Pemilihan Bahan
Ajar Orang
Orang atau narasumber, disamping sebagai bahan ajar,
dapat juga sebagai sumber belajar. Sebagai bahan ajar, maka orang harus
memiliki kriteria sebagai berikut:
1)
Memiliki latar belakang
pendidikan/pengalaman/keahlian yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan
kepada peserta didik.
2)
Memiliki
kemampuan untuk menyampaikan kepintarannya atau keahliannya kepada orang lain,
ditunjukkan dengan adanya biodata atau matriks kompetensi.
3)
Narassumber
dapat dijumpai di instansi pemerintah atau swasta.
5.
PEMILIHAN BAHAN AJAR INTERAKTIF
Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam
memilih bahan ajar interaktif, antara lain:
a.
Substansi materi
yang disajikan dalam program interaktif harus memiliki relevansi dengan
kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b.
Program
interaktif yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
c.
Disajikan dalam
bentuk disket atau CD.
d.
Dilengkapi
dengan keterangan tertulis
e.
Penyajiannya
menarik.
Sementara itu, dalam sudut pandang Anderson, jika
bahan ajar yang digunakan bebasis komputer atau menggunakan komputer, maka ada
sejumlah ertimbangan yang perlu di perhatikan. Pertimbangan-pertimbangan
tersebut terutama dalam bentuk dafter cek seperti terlihat pada Tabel 4. Karena
banyaknya persoalan kompleks yang perlu dipertimbangkan, dafter ini tidak
memungkinkan sepenuhnya komperhensif. Pertanyaan-pertanyaan dalam daftar cek
ini hanya menanyakan bebrapa persoalan yang paling sering dan umum, yang harus
di pertimbangkan bila merencanakan pengembangan suatu sistem berdasarkan
komputer.
Tabel 4.
Daftar kriteria pemilihan bahan ajar berbasis komputer
No.
|
Pertanyaan
|
Ya
|
Tidak
|
1
|
Apakah pengajaran individual diharapkan untuk memenuhi
sebagian besar kurikulum kita? (tidak ada atau hanya sedikit keuntungan bagi
peserta didik jika diselenggarakan interaksi antarpeserta didik atau campur
tangan pendidik dalam situasi kelas).
|
|
|
2
|
Apakah ada petugas pengembangan yang mampu
mempersiapkan pembelajaran bercabang dan kompleks?
|
|
|
3
|
Apakah isi pelajaran memerlukan waktu yang cukup lama
untuk pengembangannya supaya berkualitas? (Pengajaran mandiri memerlukan
waktu pengembangan yang lebih lama daripada yang diajarkan guru. Selain itu,
bahan tidak boleh cepat ketinggalan zaman setelah dikembangkan).
|
|
|
4
|
Apakah ada bahan pengajaran yang memenuhi kebutuhan
pengajaran kita yang bisa dibeli atau disewa?
|
|
|
5
|
Apakah Anda telah menentukan media yang diperlukan
untuk memberikan stimulus audio dan visual yang disyaratkan oleh kurikulum?
|
|
|
6
|
Apakah atasan kita menyetujui penggunaan CAI (Computer
Assisted Intructional)?
|
|
|
7
|
Apakah sudah disediakan dana untuk melakukan percobaan
dalam waktu yang cukup dan untuk pemeliharaannya setelah peralatan
disapasang?
|
|
|
8
|
Apakah Anda telah mengantisipasi kebutuhan untuk:
|
|
|
a.
Jaminan bahan-bahan?
|
|
|
|
|
b.
Waktu perbaikan atau peningkatan bahan pengajaran?
|
|
|
|
c.
Analisis atau hasil data khusus apa yang diperlukan?
|
|
|
|
d.
Prosedur tes (pengumpulan hasil)?
|
|
|
|
e.
Julah terminal dan peralatan media yang berhubungan?
|
|
|
|
f.
Lokasi geografis terminal?
|
|
|
Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut, kita
mempunyai alternatif cara untuk membuat pertimbangan dalam mengindentifikasi
dan memilih bahan ajar interaktif yang kita sajikan kepada peserta didik akan menjadi
suatu pilihan yang layak dan tepat bagi peserta didik.
B.
PENGGUNAN BAHAN AJAR DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
Bahan ajar merupakan unsur yang amat penting dalam
suatu pembelajaran. Tanpa kehadiran bahan ajar, mustahil tujuan pembelajaran akan
tercapai dan kompetensi dasar dikuasai oleh peserta didik. Hal ini sekaligus
menegaskan bahwa bahan ajar merupakan hal yang pokok dan sangat penting dalam
kegiatan pembelajaran.
Bahan ajar digunakan untuk tujuan dan maksud
tertentu. Hal ini dikarenakan bahan ajar memiliki karateristik dan jenis-jenis
tertentu pula. Oleh karena itu, agar kita tidak keliru dalam memanfaatkan bahan
ajar tersebut. Sehingga, kita bisa mengoptimalkan pemanfaatan bahan ajar maupun
kegiatan pembelajaran itu sendiri.
Anderson (1987), dalam bukunya yang berjudul Selecting and Developing Media for
Instruction, menerangkan bahwa penggunaan bahan ajar dalam proses
pembelajaran dapat dipetakan menjadi tiga macam, yaitu untuk tujuan kognitif,
psikomotorik, dan afektif. Lalu, bagaimana penggunaan setiap jenis bahan ajar
(cetak, model/maket,audio,audio-video, dan bahan ajar interaktif) pada tiga
tujuan (ranah) tersebut? Simak penjelasan detailnya berikut.
1.
Bahan Ajar Cetak
Dalam tujuan kognitif, bahan ajar cetak dapat
digunakan untuk enam tujuan. Pertama,
menyampaikan informasi yang bersifat fakta, seperti kebajikan dan prosedur,
atau mendeskripsikan fungsi kerja. Kedua,
mengajarkan pengenalan kembali dan/atau pembedaan stimulasi yang relevan. Ketiga, menyajikan perbendaharaan kata
yang digunakan pada fungsi-fungsi kerja, keempat,
menyajikan kosakata yang digunakan dalam funs=gsi-fungsi kerja. Kelima, menerapkan jalannya pekerjaan. Keenam, memberikan gambaran tentang
lokasi, posisi, dan situasi pekerjaan yang akan dihadapi oleh peserta didik
nantinya.
Dalam tujuan psikomotorik, bahan ajar cetak dapat
digunakan untuk mengajarkan langkah atau prinsip dalam keterampilan
psikomotorik, menunjukan posisi sesuatu yang sedang bergerak, atau menunjukkan
posisi sesuatu yang sedang bergerak, atau menunjukkan cara memegang suatu
objek. Namun, unntuk penggambaran gerak, sukar disajikan dengan media ini.
Sementara, dalam tujuan afektif, bahan ajar cetak
sebenarnya jarang digunakan. Meskipun begitu, ada juga buku yang ditulis dengan
gaya yang dapat membangkitkan emosi dan menarik, tetapi materi latihan tentang
perubahan sikap tidak bisa disiapkan dengan tepat guna.
Sebagaimana telah kita ketahui bersama, jenis bahan
ajar cetak memiliki bentuk yang bermacam-macam ini berimplikasi pada
pemanfaatannya yang tidak sama, sebagaimana diterangkan oleh Andrian dalam
Belawati dkk. (2003) berikut ini.
a. Handout
Handout
merupakan salah satu bentuk bahan ajar cetak yang paling sederhana .Handout
dapat dikembangkan untuk beragam alasan ,tetapi alasan yang paling pokok adalah
untuk melengkapi kekurangan yang ditemukan dalam bahan ajar (baik dalam bentuk
cetak maupun noncetak) .dapat dijelaskan bahwa dalam proses pembelajaran
,handout dapat digunakan untuk lima tujuan berikut ini :
·
Pertama
,untuk
bahan rujukan .handout berisi segudang materi .keuntungan lainnya adalah materi
handout relatif baru ,sehingga peserta didik dapat diekspos dengan isu mutakhir
.
·
Kedua,untuk
pembakar motivasi .melalui handout ,fasilitator atau pendidik dapat menyelipkan
pesan-pesan sebagai motivator .
·
Ketiga,untuk
pengingat .materi dalam handout dapat digunakan sebagai pengingat yang bisa
dimanfaatkan .
·
Keempat
,memberi
umpan balik (feed-back) .
·
Kelima,
untuk
menilai hasil belajar .
Selanjutnya
,agar lebih bermanfaat ,maka penggunaan handout dalam proses pembelajaran
hendaknya dibarengi dengan penggunaan cara dan media yang saling mendukung
.selain itu ,pemilihan dan pemanfaatan media belajar yang terintegrasi menjadi
faktor kunci guna mendapatkan hasil pembelajran yang memuaskan.
b.
Modul
Bentuk
bahan ajar ini memuat materi pelajaran yang relevan dan dapat memotivasi
pembacanya (untuk mempelajari materi di dalam modul tersebut),Apabila
dikembangkan sesuai prosedur .Modul dapat digunakan untuk beragam keperluan
dalam proses pembelajaran.modul dapat digunakan paling tidak untuk empat
keperluan berikut ini:
§ Pertama,sebagai
sumber belajar yang telah disusun secara terstruktur dan terencana,dengan kata
lain ,materi dalam modul telah direncanakan sejak awal .Disamping itu ,modul
disusun dengan struktur yang dapat membantu pembaca (peserta
didik/murid/siswa/mahasiswa) untuk memahami materi .
§ Kedua,sebagai
petunjuk untuk memahami materi yang diberikan beserta cara mempelajarinya
.idealnya ,modul dilengkapi dengan informasi tentang petunjuk atau cara
mempelajari modul tersebut .
§ Ketiga,sebagai
motivator untuk terus membaca dan memahami materi .gaya tulisan dan sig posting yang digunakan akan
merangsang semangat pembaca untuk terus membaca dan memahami materi-materi di
dalamnya.
§ Keempat,sebagai
alat untuk mengukur tingkat pencapaian dalam belajar.didalam modul juga
disediakan tes-tes yang diharapkan dapat mengukur tingkat penguasaan materi
(setelah)pembaca selai mempelajarinya.
Dari
empat tujuan penggunaan modul tersebut terlihat bahwa modul dapat kita gunakan
dalam setiap tahap proses pembelajaran ,mulai dari membangkitkan motivasi
peserta didik ,penyampaian informasi,sampai dengan penilaian hasil belajar
.Adapun peranan pendidik dan peserta didik tersebut menurut Wijaya,dkk.(1992)
adalah sebagai berikut .
1) Peranan
pendidikan dalam sistem pembelajaran modul
Ada
tujuh peranan yang dimainkan pendidik dalam sistem pembelajaran modul.
& Pertama,sebagai
pembimbing.
& Kedua, sebagai
pengatur lingkungan
& Ketiga,sebagai
partisipan
& Keempat ,sebagai
konselor
& Kelima ,
sebagai supervisor
& Keenam,sebagai
motivator
& Ketujuh,sebagai
evaluator
2) Peranan
peserta didik dalam sistem pembelajaran modul.
Peserta
didik paling tidak memiliki lima peranan untuk pembelajaran yang menggunakan
modul ,yaitu sebagai pemecah masalah ,pembaca yang baik ,pendengar yang
baik,pemikir,dan penemu konsep atau dalil.
c.
Lks
Lks adalah salah
satu bentuk bahan cetak (selain handout ,modul,dan buku)yang dapat digunakan
dalam proses pembelajaran .pemanfaatan bahan ajar LKS adalah dengan metode SQ3R
atau survey ,Question,read,recite,dan
review
(menyurvei,membuat
pertanyaan,membaca,meringkas,dan mengulang)
§ Pertama,tahap
survey .pada tahap ini ,peserta didik membaca secara sepintas keseluruhan
materi ,termasuk membaca ringkasan materi jika ringkasan diberikan .
§ Kedua,tahap
question .pada tahap ini ,peserta didik kita minta untuk menuliskan beberapa
pertanyaan yang harus mereka jawab sendiri pada saat membaca materi yang
diberikan .
§ Ketiga ,tahap
read .pada tahap ini ,peserta didik kita rangsang untuk memperhatikan
pengorganisasian materi serta membutuhkan tandatangan khusus pada materi yang
kita berikan .
§ Keempat ,tahap
recite ,tahap ini menuntut peserta didik untuk menguji diri mereka sendiri pada
saat membaca dan meringkas materi dalam kalimat mereka sendiri .
§ Kelima ,
tahap review .pada tahap ini ,peserta didik diminta segara mungkin melihat
kembali materi yang baru saja selesai dipelajari.
2. Bahan Ajar Audio
Untuk
pemanfaatan bahan ajar audio ; Anderson (1987) menerangkan bahwa penggunaan bahan
ajar audio dalam proses pembelajaran terdapat pada tiga ranah ,yaitu kognitif
,psikomotorik,dan efektif
Pertama,untuk tujuan kognitif .Dalam
tujuan kognitif ,bahan ajar audio dapat digunakan untuk mengajar pengenalan
kembali dan /atau pembedaan rangsang audio yang relevan .
Kedua,untuk tujuan psikomotorik .Dalam
hal ini ,bahan ajar audio dapat digunakan untuk mengajar keterampilan verbal
,misalnya: memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mendengar ,menirukan
,dan melatih kata-kata dari bahasa asing atau kata yang belum dikenal.
Ketiga,untuk
tujuan afektif .Dalam hal ini ,suasana mungkin dapat diciptakan oleh musik
latar belakang ,efek suara ,atau suara narator .
Dalam sejarah manusia ,musik selalu menjadi bagian
integral kehidupan .”kata Dave Meier(2003) dalam The Accelerated Learning Handbook .Seperti halnya peluru dan
sanapan ,musik dan pembelajaran saling terkait
Dalam
sebuah penelitian di Universitas California,tepatnya di Irvine ,para peneliti
menemukan bahwa murid yang mendengarkan musik Mozart sebelum diuji kemampuannya
memproses informasi spasial ,meraih angka 8 dan 9 poin lebih tinggi dari pada
mereka yang mendengarkan rekaman pesan relaksasi verbal.Hal ini menunjukkan
bahwa daya kemampuan musik untuk meningkatkan daya ingat sungguh dahsyat dan
luar biasa.
Namun
musik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan berbagai cara .Seperti
dikatakan oleh Meier (2003) bahwa musik dapat digunakan untuk : menghangatkan
,membuat manusiawi ,dan memberdayakan lingkungan belajar : membuat pikiran
tenang ,tenteram ,dan terbuka untuk belajar :menciptakan perasaan dan asosiasi
positif dalam diri peserta didik ; menciptakan peningkatan di otak : mendorong
pembelajaran multi-indrawi atau menggunakan berbagai macam indera manusia :
serta membantu mempercepat dan meningkatkan proses pembelajaran .
Meier (2003) menunjukkan sebagian
kecil dari cara memanfaatkan musik untuk proses pembelajaran di kelas .
a) Sebagai
pendahuluan untuk pembelajaran
b) Digunakan
saat istirahat
c) Sebagai
skenario kiasan mental
d) Untuk
pratinjauan konser
e) Untuk
tinjauan konser
f) Untuk
presentasi
g) Untuk
berlatih belajar
h) Untuk
nyanyian dan lagu
i)
Untuk tema
j)
Untuk penutup
Sementara
itu, jenis musik terbaik yang bisa kita gunakan dalam proses pembelajaran
adalah yang dapat meningkatkan keefektifan belajar peserta didik .
3.
Bahan
Ajar Audio-Video
Anderson
(1987) mengungkapkan bahwa dalam proses pembelajaran, bahan ajar video dapat
digunakan untuk tiga tujuan utama yakni : kognitif, psikomotorik dan afektif.
Pertama,
untuk tujuan kognitif. Melalui penggunaan video, beberapa tujuan ranah kognitif
dapat dikembangkan pada peserta didik, diantaranya sebagai berikut :
a. Mengajarkan
kepada peserta didik pengetahuan tentang hukum-hukum dan prinsip-prinsip
tertentu.
b. Menunjukkan
daftar kata yang dianggap penting, walaupun dianggap kurang ekonomis.
c. Menunjukkan
contoh cara bersikap atau berbuat dalam suatu penampilan, khususnya yang
menyangkut interaksi manusiawi.
d. Peserta
didik dapat langsung mendapat koreksi terhadap penampilan yang belum memenuhi
persyaratan, jika mereka mencobakan keterampilan atau kemampuan itu untuk
menerapkan hokum dan prinsip tertentu.
Kedua,
untuk tujuan psikomotorik. Dalam hal ini, video merupakan bahan ajar yang tepat
untuk memperlihatkan contoh keterampilan yang menyangkut gerak. Dengan alat ini
dapat diperjelas, baik dengan cara diperlambat maupun dipercepat. Tujuannya
adalah mengajarkan koordinasi antara alat tertentu seperti memanjat, berenang
dan lain-lain. Dengan video pula, peserta didik bias langsung mendapat umpan
balik secara visual terhadap kemampuan mereka mencobakan keterampilan yang
menyangkut gerak tadi.
Ketiga,
untuk tujuan afektif. Pada tujuan ini, dengan menggunakan bebagai teknik dan
efek, video dapat menjadi yang sangat ampuh untuk mempengaruhi sikap dan emosi.
Video adalah media yang sangat baik untuk menyampaikan informasi dalam ranah
afektif.
4.
Bahan
Ajar Interaktif
“Orang-orang
dimana saja akan mampu mengikuti kursus terbaik yanag dipandu oleh guru
terbaik”, kata Bill Gates. Pernyataan itu tidaklah mustahil terjadi. Namun,
siapakah guru terbaik itu ? sesungguhnya, jawabannya tidak jauh-jauh dari
kehidupan dan bisnis yang dikelola Bill Gates saat ini, yaitu computer.
Computer
mampu berperan sebagai ntutor maupun perpustakaan menyediakan informasi dan
umpan balik kepada peserta didik secara cepat. Pembelajaran seperti ini
memungkinkan setiap peserta didik untuk mengikuti pembelajaran. Televisi,
video, satelit, computer dan bahan ajar interaktif, bahkan juga memberikan
katalis bagi terjadinya perubahan mendasar terhadap peran peserta didik, dari
informasi ke informasi.
Sementara
itu, pemakaian bahan ajar berbasis computer dalam proses pembelajaran juga
meliputi tiga tujuan pokok pembelajaran. Pertama,
untuk tujuan kognitif. Dalam hal ini, computer yang menggunakan bermacam-macam
ipe terminal dapat mengontrol interaksi pengajaran, langkah dalam proses, dan
kalkulasi yang kompleks.
Kedua,
untuk tujuan psikomotorik. Pada bagian ini, terminal computer adalah alat
tentang dunia nyata yang sangat bagus untuk mengajarkannya programming dan
kecakapan yang serupa, bila peserta didik mau bekerja dengan terminal-terminal
kerja.
Ketiga,
untuk tujuan afektif. Dalam hal ini, bahan ajar berbasis computer sangat
berguna bila digunakan seperti yang diungkapkan dalam tujuan psikometer atau
digunakan untuk mengontrol bahan-bahan video.
C. Langkah-Langkah Penyesuaian
Bahan Ajar yang Sudah Ada
Untuk
menyesuaikan bahan ajar yang sudah tersedia dan kita miliki ini agar lebih
relevan, alomodatif, dan adaptif sesuai kebutuhan dan tuntutan pembelajaran sat
ini, Arif dan Napitululu (1997) menyarankan Sembilan langkah berikut ini .
Pertama,
tambahkan media lain pada bahan ajar yang ada. Media-media seperti
gambar-gambar, film, film strip, transparansi, karya wisata dan pameran, dapat
ditambahkan pada bahan bacaan yang kita miliki agar bias lebih menarik dan
memikat hati peserta didik.
Kedua,
kembangkanlah lembar bahan ajar mandiri tambahan untuk melengkapi bahan ajar
yang telah tersedia. Lembaran-lembaran seperti ini harus membantu peserta didik
belajar memahami lebih lanjut. Dan, latihan-latihan seharusnya diberikan
bersama-sama dengan bagian diskusi.
Ketiga,
sesuaikan gambar-gambar yang ada. Bagian tertentu dari gambar boleh dipotong
atau disalin dan diperbesar dengan tambahan uraian dibawahnya serta nama-nama
yang disederhanakan, untuk menolong peserta didik agar bias memahami dengan
lebih mudah dan juga lebih baik.
Keempat,
sesuaikan bagian audio dari film. Film-film dapat dipertontonkan sedikit demi
sedikit (hidup mati), sehingga peserta didik dapat menggunakan waktu saat film
berhenti untuk berdiskusi.
Kelima,
terjemahkan kedalam “bahasa ibu ”peserta didik, seandainya bahan ajar asli
ditulis dalam bahasa asing, misalnya bahasa Inggris. Bahan ajar juga dapat
dikembangkan menurut dialek yang digunakan disuatu negara, kota, desa atau
daerah dan dapat pula diterjemahkan kedalam dialek lain dengan alasanyang tidak
berbeda.
Keenam,
sesuaikan gambar-gambar untuk mengungkapkan keadaan sesungguhnya dari
lingkungan peserta didik. Hal penting yang harus diingat bahwa bahan ajar yang
dikembangkan pada suatu lingkungan suatu lingkungan mungkin tidak sesuai
dilingkungan yang lain.
Ketujuh,
sesuaikan bahasa yang dipakai dengan tingkat pemahaman peserta didik. Hal ini
disebaban oleh realitas bahwa kelompok yang berbeda memperoleh kesempatan yang
berbeda dalam penggunaan bahasa nasional. Oleh sebab itu, kita perlu membuat
penyesuaikan dari versi yang lebih sulit ke yang lebih mudah dan sederhana.
Kedelapan,
sesuaikan cara penyajian dengan menggunakan media campuran. Penggunaan
kombinasi lebih dari satu media dalam penyajian bias membuat bahan ajar lebih
menarik.
Kesembilan,
gunakan bahan ajar berbiaya ringan dan murah sebagai alternative bahan ajar
dengan harga yang lebih mahal. Dalam kegiatan pembelajaran, tujuan nyata tidak
mungkin ditunjukkan kepada peserta didik, karena biaya tinggi.
Itulah
kesembilan hal yang bias kita lakukan untuk menyesuaikan bahan ajar yang sudah
tersedia dan kita miliki ini agar lebih relevan, akomodatif, dan adaptif sesuai
dengan kebutuhandan tuntutan
pembelajaran saat ini. Sebagaimana telah beberapa kali disinggung di muka,
bahwa tidak ada alat tunggal yang menjadi alat bantu terbaik dalam semua
kegiatan pembelajaran. Bahkan dalam hamper semua hal, bahan ajar pelengkap
dibutuhkan untuk mendorong sekaligus menstimulasi tingkat efektivitas dan
efisiensi proses pembelajaran. Bahan ajar orisinal pun bias dimodifikasi agar
cocok dan pas dengan berbagai tingkat peserta didik dalam memasuki program
pembelajaran. Intinya, sebagai pendidik, kita harus bijak dan kreatif dalam
menggunakan bahan menggunakan bahan ajar yang telah ada.
DAFTAR
PUSTAKA
Anderson, Ronald H. 1987. Pemilihan dan Pengembangan Media untuk
Pembelajaran. Jakarta : Rajawali.
Anitah, Sri. 2008. Media Pembelajaran. Surakarta : UNS Press.
Arif, Zainudin dan W.P. Napitupulu.
1997. Pedoman Baru Menyusun Bahan Ajar.
Jakarta : Grasindo.
Arierobbani. 2008. Kaya dengan Menulis;
Cara Membuat Tulisan yang Menghasilkan Uang. Yogyakarta : Insan Cendikia Press.
Belawati, Tian. Dkk, 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta : Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka.
Pannen, Paulina dan Purwanto. 2001. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta : Pusat
antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembanagn Aktivitas Instruksional
Ditjen Dikti Diknas.
Kasimbar, Adi. 2010. Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar. Adikasimbar.
Wordpress.com (diakses tanggal 30 Maret 2011).
Mohammad, Nur. 2010. Pengembangan Bahan Ajar.docstoc.com_(diakses
tanggal 27 Juli 2010).
Santi, Risnano. 2010. Pengembangan Bahan Ajar Cetak dan Berbasis
ICT. Jardiknas.depdiknas.go.id(diakses tanggal 22 Februari 2011)
Wijaya, Cece, Djadjuri, dan A. Tabrani
Rusyan. 1992. Upaya Pembaharuan dalam
Pendidikan dan Pengajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Vembriarto, St. 1985. Pengantar Pengajaran Modul.
Yogyakarta:Yayasan Pendidikan Paramita.