MEDIA PEMBELAJARAN

Selasa, 17 November 2015

MODUL


MODUL

 


Modul adalah satuan program pembelajaran yang terkecil, yang dapat dipelajari oleh mahasiswa sendiri secara perseorangan (self instructional) setelah mahasiswa menyelesaikan satu satuan dalam modul, selanjutnya mahasiswa dapat melangkah maju dan mempelajari satuan modul berikutnya.
Pembelajaran dengan menggunakan modul, merupakan strategi tertentu dalam menyelenggarakan pembelajaran indiv idual. Modul pembelajaran, sebagaimana yang
dikembangkan di Indonesia, merupakan suatu paket bahan pembelajaran (learning materials) yang memuat deskripsi tentang tujuan pembelajaran, lembaran petunjuk dosen yang menjelaskan cara mengajar yang efisien, bahan bacaan bagi mahasiswa, lembaran kunci jawaban pada lembar kertas kerja mahasiswa, dan alat-alat evaluasi pembelajaran.
Modul berisi :
1.      Judul Modul
Judul ini berisi tentang nama modul dari suatu mata kuliah tertentu.
2.      Petunjuk Umum
Memuat penjelasan tentang langkah-langkah yang akan ditempuh dalam perkuliahan, sebagai berikut :
a.       Kompetensi Dasar
b.      Pokok bahasa
c.       Indikator Pencapaian
d.      Referensi
Diisi petunjuk dosen tentang buku-buku referensi yang dipergunakan.
e.       Strategi Pembelajaran
Menjelaskan pendekatan, metode, langkah yang dipergunakan dalam proses pembelajaran.
f.       Lembar Kegiatan Pembelajaran
Petunjuk bagi mahasiswa untuk memahami langkah-langkah dan materi perkuliahan
g.      Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa setelah menyelesaikan
pembelajaran satu modul. Evaluasi ini diberikan setelah pembelajaran berakhir (post test) berupa:
-          tes benar-salah (true-false test), soal isian (essay test), tes pilihan ganda (multiple choice test), dan tugas-tugas lain.
3. Materi Modul
Berisi penjelasan secara rinci tentang materi yang dikuliahkan pada setiap pertemuan
4.      Evaluasi Semester
Evaluasi ini terdiri dari tengah dan akhir semester dengan tujuan untuk mengukur kompetensi mahasiswa sesuai materi kuliah yang diberikan.

Daftar Pustaka:
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press
Badan Pengembangan Akademik Universitas Islam Indonesia. 2009. Panduan Pembuatan Bahan Ajar (DIKTAT, MODUL, HANDOUT). (online).
(http://www.uii.ac.id/index2.php?option=com_docman&task=doc_view&gid=85&Itemid=507)
Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar  Inovatif. Yogyakarta: DIVA press

Slirawati, Das. 2010. Teknik Penyusunan Modul Pembelajaran, (online), (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PengmbGN%20Modul%20dan%20Bhn%20Ajar_0.doc)

HANDOUT

HANDOUT
Media pembelajaran mempunyai beberapa kelompok, yaitu (1) media hasil teknologi cetak, (2) teknologi audio-visual, (3) hasil teknologi yang berdasarkan komputer, (4) penggabungan teknologi cetak dan komputer (Arsyad, 2011:29). Handout adalah termasuk media cetak karena handout berbasis teks atau tulisan didalam lembaran.  Istilah Handout memang belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Handout biasanya merupakan bahan ajar tertulis atau cetak yang diharapkan dapat mendukung bahan ajar lainnya atau penjelasan dari guru.



1.      Pengertian Handout
Menurut Badan Pengembangan Akademik Universitas Islam Indonesia (2009) Handout atau HO adalah “segala sesuatu” yang diberikan kepada mahasiswa ketika mengikuti kegiatan perkuliahan. HO dimaksudkan untuk memperlancar dan memberikan bantuan informasi atau materi pembelajaran sebagai pegangan bagi mahasiswa.
Menurut Prastowo (2011:79) handout adalah bahan pembelajran yang sangat ringkas. Bahan ajar ini bersumber dari beberapa literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar dan materi pokok yang diajarkan kepada peserta didik. Bahan ajar ini diberikan kepada peserta didik guna memudahkan mereka saat mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian bahan ajar ini tentunya bukanlah sesuatu bahan ajar yang mahal, melainkan ekonomis dan praktis.
Berdasarkan pengertian diatas dapat kita ketahui bahwa handout termasuk media atau bahan pembelajran cetak yang diberikan oleh guru kepada siswa saat mengikuti pelajaran yang berguna untuk mempermudah siswa dalam memperoleh informasi dan merupakan bahan ajar yang praktis dan ekonomis.
Pendapat lain tentang handout disampaikan oleh Slirawati (2010) bahwa:
Handout merupakan bahan ajar yang dituangkan secara ringkas yang berguna sebagai pegangan dalam pembelajaran. Dengan adanya handout guru membantu peserta didik dalam mengikuti pembelajaran secara lebih terarah dan terfokus, karena handout adalah sejenis kisi-kisi materi ajar yang akan disampaikan guru.
Guru yang terbiasa berpikir dengan alur pikir yang runtut dapat dengan mudah menulis handout ketika akan mengajar. Hal ini karena handout berisi pokok-pokok pikiran utama dari materi ajar yang disampaikan. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika membuat handout, yaitu : 
1.   Berisi materi-materi yang pokok saja, bukan uraian detail materi.
2.   Biasanya dibuat untuk tiap bab / materi pokok / pokok bahasan.
3. Bukan dibuat untuk setiap kali pertemuan, karena handout bukan rencana pembelajaran.
4.    Dapat disajikan dalam bentuk transparansi, power point dengan LCD, atau dalam bentuk cetak.
5.    Meski ringkas, handout mampu memberikan informasi penting tentang bahan ajar tersebut.
Berdasarkan ketiga pengertian diatas dapat diketahui bahwa handout merupakan suatu bahan pembelajran yang diberikan secara cuma-cuma kepada siswa yang berisi tentang ringkasan materi dan materi tersebut sesuai dengan kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh siswa.
2.      Fungsi handout
Media pembelajran ini tentunya memiliki fungsi-fungsi tertentu seperti yang diungkapkan oleh steffen dan peter ballstaedt dalam prastowo (2011:80) fungsi hand out antara lain:
1.      Membantu peseta didik agar tidak perlu mencatat
2.      Sebagai pendamping penjelasan pendidik
3.      Sebagai bahan rujukan peserta didik
4.      Memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar
5.      Pengingat pokok-pokok materi yang diajarkan
6.      Memberi umpan balik.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa handout memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembelajaran, diantara fungsi-fungsi diatas semua mengacu pada kemudahan siswa untuk mendapatkan informasi saat mengikuti pembelajran, sehingga dengan demikian tujuan pembelajaran akan lebih mudah tercapai.
3.      Komponen Handout dan Jenis-jenis handout:
Menurut Badan Pengembangan Akademik Universitas Islam Indonesia (2009): Komponen handout terdiri dari:
1.      Identitas handout: Nama fakultas, jurusan/prodi, kode mata kuliah, nama mata kuliah, pertemuan ke, handout ke, jumlah halaman dan mulai berlakunya handout.
2.      Materi pokok/materi pendukung perkuliahan yang akan disampaikan; kepedulian, kemauan dan keterampilan dosen dalam menyajikan ini sangat menentukan kualitas HO.
Sedangkan Jenis handout dibagi berdasarkan karakteristik mata kuliah yang dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu handout mata kuliah praktek dan non praktek.
A. Handout untuk mata kuliah praktek berisi:
a.   Materi pokok kegiatan praktek, di dalamnya;
b. Langkah-langkah kegiatan/proses yang harus dilakukan mhs, langkah demi langkah dalam memilih alat, merangkai dan menggunakan alat/ instrumen yang akan digunakan/dipasangkan dalam unit/rangkaian kegiatan praktek
c. Pembelajaran dengan melakukan praktek ini berbeda dengan pembelajaran teori, pengalaman dan keterampilan mhs sangat diharapkan dalam penggunaan alat/instrumen praktek (harus mutlak benar), salah dalam merangkai/menggunakan akan berakibat fatal, kerusakan atau bahkan kecelakaan.
d. Perlu/seringkali dilakukan pre-test terlebih dulu, sebelum mhs memasuki ruangan lab/bengkel, untuk mengetahui sejauh mana mhs telah siap dengan segala apa yang akan dilakukan praktek tsb.
e. Penggunaan alat evaluasi (reported sheet) sangat diperlukan untuk umpan balik dan untuk melihat tingkat ketercapain tujuan, serta kompe-tensi-kompetensi yang harus dikuasai dan dicapai oleh setiap mhs.
f.  Keselamatan kerja di lab/bengkel perlu dibudayakan dalam kegiatan praktek, baik praktek di lab mapun di bengkel.
B.   Handout untuk matakuliah non praktek :
a.   Acuan handout adalah SAP.
b.  Format handout
- Bebas (slide, transparansi, paper based), dan dapat berbentuk narasi kalimat tapi singkat atau skema/flowchart dan gambar.
- Tidak perlu pakai header maupun footer untuk setiap slide cukup yang halaman pertama saja.
c. Content handout:  Overview materi dan Rincian materi.
Berdasarkan uraian komponen dan jenis-jenis handout diatas dapat penulis simpulkan bahwa komponen yang harus ada dalam handout ada dua macam yakni identitas handout dan materi pokok. Identitas ini berguna untuk mengetahui untuk apa, untuk siapa handout tersebut, dan kapan handout itu bisa digunakan. Sedangkan jenisnya juga ada dua yaitu: (1) handout untuk materi praktikum atau bisa dikatakan sebagai panduan praktik, (2) handout untuk materi non praktik atau biasa kita katakan ringkasan/rangkuman materi pokok pembelajran.
3.      Memahami langkah-langkah penyusunan handout
Dalam menyusun handout, maka handout tersebut paling tidak harus mengandung beberapa komponen, seperti menuntun pembicaraan secara teratur dan jelas, berpusat pada pengetahuan hasil dan pernyataan padat, serta grafik dan tabel yang sulit digambar oleh pendengar dapatdengan mudah didapat.
Menurut Prastowo (2011:86) adapun langkah-langkah penyusunan handout adalah sebagai berikut:
1.      Lakukan anlisis kurikulum
2.      Tentukan judul handout dan sesuaikan dengan kompetensi dasar serta materi pokok yang akan dicapai.
3.      Kumpulkan refrensi sebagai bahan penulisan usahakan refrensi yang digunakn terkini dan relevan dengan materi pokoknya.
4.      Dalam menulis, usahakan agar kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang.
5.      Evaluasi hasil tulisan dengan cara dibaca ulang.
6.      Perbaiki handout sesuai dengan kekurangan-kekurangan yang ditemukan.
7.      Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi handout, misal buku, majalah, internet, atau jurnal hasil penelitian.
Berdasrkan pendapat diatas dapat kita ketahui bahwa dalam pembuatan handout perlu mengikuti beberapa langkah-langkah penyusunannya, hal ini dimaksudkan agar handout yang dibuat dapat lebih menarik dan relevan dengan kebutuhan yang siswa dalam pembelajaran. 
4.      Kapan Sebaiknya Membagikan Handout?
Tidak ada aturan baku kapan sebaiknya handout dibagikan. Menurut Isman H. Suryaman (2007) dalam “7 Dosa Besar (Penggunaan) PowerPoint” handout dan waktu membaginya dapat dibagi sebagai berikut:
1. Handout yang berisi makalah yang perlu didiskusikan oleh pesertanya. Disini saat presentasi berlangsung menuntut agar pesertanya sudah mengetahui beberapa hal terlebih dulu. Tujuannya untuk memberikan pengertian dasar dalam memahami materi yang akan dipresentasikan. Handout dapat berupa dokumen tertulis, dalam bentuk Word. Dokumen dapat dibagikan paling lambat sehari sebelum presentasi.
2.   Handout sebagai alat bantu presentasi. Kemungkinan pertama handout yang dibagikan saat presentasi, jika presentasi dilakukan di ruangan yang sangat luas dan pesertanya sangat banyak sehingga tidak ada jaminan bahwa peserta dapat melihat layar dengan jelas. Handout ini dimaksudkan sebagai pengganti slide presentasi.
Kemungkinan kedua, handout dibagikan saat presentasi sebagai alternatif bila ternyata ada kesalahan teknis sehingga slide tidak bisa ditayangkan di layar. Jika tidak terjadi keadaan darurat, handout dibagikan setelah selesai acara. Kedua kemungkinan tadi, handout tetaplah bukan file presentasi.
3. Handout sebagai reminder dan referensi lanjut. Idealnya handout ini dibaca setelah presentasi, sebagai pengingat maupun referensi bagi peserta. Bentuknya berupa dokumen tertulis baik word maupun slide berisi teks. Jangan dibagikan sebelum presentasi dimulai, karena akan memecah konsentrasi peserta. Handout seperti ini bisa dibagikan saat sesi tanya jawab atau setelah presentasi selesai.
Jika materi handout berisi kumpulan contoh kasus, dokumen pendukung, koleksi gambar yang berkaitan dengan materi presentasi, maka handout dapat dibagikan dalam bentuk soft copy di CD.































BUKU TEKS

Buku Teks
1. Pengertian
Buku teks merupakan salah satu sumber belajar dan bahan ajar yang banyak digunakan dalam pembelajaran. Buku teks memang merupakan bahan ajar sekaligus sumber belajar bagi siswa yang konvensional. Namun meskipun konvensional dan sudah dipergunakan cukup lama dan banyak yang menganggap tradisional, buku teks pelajaran masih cukup mampu memberikan kontribusi yang baik pada pembelajaran. Beberapa materi pembelajaran tidak dapat diajarkan tanpa bantuan buku teks pelajaran.
Sumber dan pembuat buku teks pelajaran dapat berasal dari berbagai macam. Esensi buku teks pelajaran adalah memberikan informasi dan materi kepada peserta didik melalui bahan yang berbentuk cetakan. Buku pelajaran memuat materi pelajaran ditambah dengan informasi yang relevan secara menyeluruh dan lengkap sehingga penggunaan buku teks pelajaran dapat digunakan berdampingan maupun tanpa sumber belajar atau media pembelajaran lainnya.

Pada umumnya buku pelajaran dikeluarkan atau diterbitkan oleh penerbit-penerbit yang banyak menawarkan ke tiap-tiap institusi pendidikan. Ini menjadikan satu institusi atau sekolah satu dengan yang lainnya dapat menggunakan buku teks yang berbeda pada materi pelajaran dan tingkatan kelas yang sama. Pemerintah juga menyelenggarakan program BSE (Buku Sekolah Elektronik) dimana BSE merupakan buku teks pelajaran yang disediakan secara gratis dan dapat diunduh (download) serta disebar luaskan tanpa pelanggaran hak cipta. Penerbit yang ingin mengambil keuntungan dari buku BSE ini juga tidak diperbolehkan menetapkan harga melebihi harga maksimal yang ditentukan.
Buku teks pelajaran merupakan bahan ajar dan sumber belajar yang mudah ditemukan dan digunakan. Setiap toko buku memiliki dan menjual buku pelajaran dengan harga yang terjangkau. Dalam penggunaan juga sangat mudah, peserta didik cukup membaca dan memahami materi yang dituangkan dalam buku tersebut, tidak perlu keterampilan khusus lain yang diperlukan untuk menggunakan buku teks pelajaran. Ini juga yang merupakan bahan cetak ini banyak digunakan.
Buku teks pelajaran memiliki banyak fungsi, tujuan dan kegunaan atau manfaat dalam mendukung proses pembelajaran. Nasution dalam Prastowo (2012: 169) menyebutkan terdapat beberapa fungsi, tujuan dan manfaat atau kegunaan buku teks pelajaran, yaitu:
2. Fungsi Buku Teks Pelajaran
·         Sebagai bahan referensi atau bahan rujukan oleh peserta didik
·         Sebagai bahan evaluasi
·         Sebagai alat bantu pendidik dalam melaksanakan kurikulum
·         Sebagai salah satu penentu metode atau teknik pengajaran yang akan digunakan pendidik
·         Sebagai sarana untuk peningkatan karir dan jabatan
3. Tujuan Buku Teks Pelajaran
·         Memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran
·         Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru
·         Menyediakan materi pembelajaran yang menarik bagi peserta didik
4. Manfaat atau Kegunaan Buku Teks Pelajaran
·         Membantu peserta didik dalam melaksanakan kurikulum karena disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku
·         Menjadi pegangan guru dalam menentukan metode pengajaran
·         Memberi kesempatan bagi peserta didik untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari materi yang baru
·         Memberikan pengetahuan bagi peserta didik maupun pendidik
·         Menjadi penambah nilai angka kredit untuk mempermudah kenaikan pangkat dan golongan
·         Menjadi sumber penghasilan jika diterbitkan
Pembuatan buku teks pelajaran yang sesuai fungsi, tujuan dan manfaat tentu sudah cukup menjadikan buku pelajaran sebagai bahan ajar yang tepat. Guru maupun peserta didik juga tidak harus dipusingkan lagi dengan pemilihan sumber belajar yang akan digunakan. Tentu saja pemilihan buku teks sebagai sumber belajar harus memperhatikan hal-hal khusus serta komponen-komponen penyusun sumber belajar.

LEMBAR KERJA SISWA

Lembar Kerja Siswa

1.      Pengertian LKS
LKS menurut Indrianto dalam Alan (2012) adalah  lembar kerja siswa yang berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan yang mencerminkan ketrampilan proses agar siswa memperoleh pengetahuan atau ketrampilan yang perlu dikuasainya.
LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. LKS biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kaitannya dengan kompetensi yang akan dicapai (Depdiknas dalam Alan, 2012).


2.      Karakteristik LKS
a.       Materi yang disajikan merupakan rangkuman yang tidak terlalu luas pembahasannya tetapi sudah mencakup apa yang akan dikerjakan atau dilakukan oleh peserta didik.
b.      Terdapat soal-soal yang harus dikerjakan siswa, dan kegiatan-kegiatan seperti percobaan atau terjun ke lapangan yang harus siswa lakukan.
c.       Memiliki komponen-komponen seperti kata pengantar, pendahuluan, daftar isi, dll.
3.      Langkah-langkah Pembuatan LKS
a.       Menganalisis kurikulum
Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi mana yang memerlukan bahan ajar LKS. Biasanya dalam menentukan materi dianalisis dengan cara melihat materi pokok dan pengalaman belajar dari materi yang akan diajarkan, kemudian kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa.
b.      Menyusun peta kebutuhan LKS
Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan guna mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis dan untuk melihat sekuensi atau urutan LKS. Sekuensi LKS ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan. Diawali dengan analisis kurikulum dan analisis sumber belajar.
c.       Menentukan judul-judul LKS
Judul LKS ditentukan atas dasar KD, materi pokok atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu KD dapat dijadikan sebagai judul LKS apabila kompetensi itu tidak terlalu besar. Besarnya KD dapat dideteksi antara lain dengan cara apabila diuraikan ke dalam materi pokok mendapatkan 4 materi pokok, maka kompetensi itu telah dapat dijadikan sebagai satu judul LKS. Namun apabila diuraikan menjadi lebih dari 4 materi pokok, maka perlu dipikirkan lagi apakah perlu untuk dipecah.
d.      Menulis LKS, penulisan LKS dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
1)      Perumusan KD yang harus dikuasai, rumusan KD pada suatu LKS langsung diturunkan dari dokumen SI.
2)      Penentuan alat penilaian, penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja siswa. Karena pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi, maka penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompetensi. Alat penilaian yang cocok adalah menggunakan pendekatan Penilaian Acuan Kriteria.
3)      Penyusunan materi, tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi LKS dapat berupa informasi pendukung yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai sumber seperti buku, majalah, internet.
4)      Struktur LKS, secara umum adalah sebagai berikut:
- Judul
- Petunjuk belajar (petunjuk siswa)
- Kompetensi yang akan dicapai
- Informasi pendukung
Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja
Penilaian
4.   Peran & Fungsi LKS
Peran LKS dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar. Selain itu dapat membantu guru untuk mengarahkan siswanya menemukan konsep-konsep melalui aktivitasnya sendiri. LKS juga dapat mengembangkan ketrampilan proses dan dapat mengoptimalkan hasil belajar.
·         Fungsi LKS antara lain:
a. Untuk latihan
Siswa diberikan serangkaian tugas/aktivitas latihan. Lembar kerja seperti ini sering digunakan untuk memotivasi siswa ketika sedang melakukan tugas latihan.
b. Untuk menerangkan penerapan (aplikasi)
Siswa dibimbing untuk menuju suatu metode penyelesaian soal dengan kerangka penyelesaian dari serangkaian soal-soal tertentu. Hal ini bermanfaat ketika kita menerangkan penyelesaian soal aplikasi yang memerlukan banyak langkah. Lembaran kerja ini dapat digunakan sebagai pilihan lain dari metode tanya jawab, dimana siswa dapat memeriksa sendiri jawaban pertanyaan itu.
c. Untuk kegiatan penelitian
Siswa ditugaskan untuk mengumpulkan data tertentu, kemudian menganalisis data tersebut. Misalnya dalam penelitian statistika.
d. Untuk penemuan
Dalam lembaran kerja ini siswa dibimbing untuk menyelidiki suatu keadaan tertentu, agar menemukan pola dari situasi itu dan kemudian menggunakan bentuk umum untuk membuat suatu perkiraan. Hasilnya dapat diperiksa dengan observasi dari contoh yang sederhana.
e.  Untuk penelitian hal yang bersifat terbuka
Penggunaan lembaran kerja siswa ini mengikut sertakan sejumlah siswa dalam penelitian dalam suatu bidang tertentu.
5.   Manfaat LKS
Secara umum, manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar adalah:
a)   Mempermudah guru dalam mengelola dan mengatur proses belajar yaitu dari kondisi ”guru sentris” menjadi kondisi ”siswa sentris” yang lebih menekankan pada aktivitas siswa dalam proses belajar baik aktivitasnya sendiri maupun dalam kelompok kerja.
b)  Dapat membantu guru dalam mengarahkan siswanya untuk dapat menemukan konsep-konsep yang ada dalam materi.
c)   Untuk mengembangkan keterampilan proses, mengembangkan sikap ilmiah serta membangkitkan minat siswa terhadap alam sekitarnya.
6.   Kelebihan & Kekurangan LKS
Kelebihan Lembar Kerja Siswa (LKS)
·    Dapat menjadi media pembelajaran mandiri bagi siswa
·    Meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
·    Praktis dan harga terjangkau
·    Materi lebih ringkas dan sudah mencakup keseluruhan materi
·    Sebagai pengganti media lain ketika media audio visual misalnya mengalami hambatan dengan listrik maka kegiatan pembelajaran dapat diganti dengan media LKS
·    Tidak menggunakan listrik sehingga bisa digunakan oleh SD di pedesaan maupun di perkotaan
Kekurangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
·    Soal-soal yang tertuang pada lembar kerja siswa cenderung monoton, bisa muncul bagian berikutnya maupun bab setelah itu.
·    Adanya kekhawatiran guru hanya mengandalkan media LKS tersebut serta memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Misalnya siswa disuruh mengerjakan LKS kemudian guru meninggalkan siswa dan kembali untuk membahas LKS itu.
·    LKS yang dikeluarkan penerbit cenderung kurang cocok dengan konsep yang diajarkan.
·    Media cetak hanya lebih banyak menekankan pada pelajaran yang bersifat kognitif, jarang menekankan pada emosi dan sikap.
·    Menimbulkan pembelajaran yang membosankan bagi siswa jika tidak dipadukan dengan media yang lain.